Amrika Kecewa, Penembakan Dubes Justru Pererat Hubungan Turki-Rusia


Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengatakan bahwa pemerintah Rusia dan Turki sepakat untuk bekerja sama menyelidiki kasus penembakan terhadap Dubes Rusia untuk Turki Andrei Karlov yang terjadi di Ankara pada Senin (19/12) malam.

"Kami menghargai tanggapan cepat dari Turki terkait tragedi penembakan di Ankara. Presiden Turki berjanji melakukan tindakan hukum bagi pelaku dan dalangnya. Kami mempunyai hubungan yang dekat dengan Pemerintah Turki dan akan menyelidiki bersama kasus ini," kata Dubes Galuzin di Jakarta, Rabu (21/12), seperti dikutip Antara.

Dia menyebutkan bahwa Komite Investigasi Rusia telah memulai penyelidikan untuk kasus penembakan itu. "Kami mengharapkan adanya kerja sama investigasi yang produktif antara penyelidik Rusia dan Turki untuk mencari tahu latar belakang dari tragedi penembakan ini," kata dia.

Menurut Galuzin, tim penyelidik Rusia dan Turki saat ini bekerja dan sebanyak 18 orang dari tim penyelidik Rusia telah tiba di Ankara untuk bergabung dalam penyelidikan di Turki. "Kami akan mecari tahu siapa yang menjadi dalang dari insiden ini. Yang kami ketahui sementara ini dari pihak Turki bahwa pelaku adalah seorang polisi, dan hal itu sayangnya yang membuat dia bisa masuk ke tempat acara di museum Ankara, tempat Dubes Karlov sedang mengikuti upacara pembukaan," ujar dia.

Dubes Galuzin juga mengatakan bahwa Pemerintah Rusia menilai aksi penembakan itu bertujuan untuk mengganggu hubungan Rusia dan Turki yang semakin membaik. "Aksi penembakan yang berupaya untuk merusak hubungan Rusia dan Turki itu gagal, karena Rusia dan Turki justru sekarang mempunyai hubungan yang jauh lebih baik dari sebelumnya," terang Galuzin.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin menilai penembakan terhadap Duta Besar Rusia untuk Turki Andrei Karlov di Ankara sebagai tindakan provokatif yang dilakukan untuk merusak hubungan Rusia dan Turki dan proses perdamaian di Suriah. Kejahatan ini tidak dapat disangkal merupakan provokasi yang bertujuan menggelincirkan normalisasi hubungan Rusia-Turki dan proses perdamaian di Suriah.

Sementara itu dikutip koran Turki Hurriyet, pejabat Turki yang tak mau disebut namanya percaya negara-negara seperti Iran dan AS mungkin juga di balik pembunuhan tersebut karena tak menyukai adanya pemulihan hubungan antara Turki dan Rusia.

Karena yang terjadi merupakan satu pembunuhan sangat terencana dan tepat waktu, sangat mungkin, ada beberapa 'majikan' di belakangnya. Seorang pejabat Turki memberi perhatian pada fakta bahwa normalisasi hubungan Turki-Rusia tidak disukai oleh Iran dan Barat (khususnya AS). Dia mengatakan, "Jika kita mencari tersangka kemungkinan, kita harus melihat orang-orang yang tidak mau hubungan Turki-Rusia pulih," katanya.

Media Turki Daily Sabah melansir dokumen dugaan keterkaitan pelaku penembakan Mevlüt Mert Altintas dengan gerakan FETO pimpinan Fethullah Gulen yang tinggal di Pennsylvania dan sampai kini dilindungi AS walau Turki sudah berusaha untuk diekstradisi pasca upaya kudeta gagal.

Dan pihak yang paling diuntungkan dengan memburuknya hubungan Turki-Rusia adalah Amerika Serikat plus sekutu-kutunya.

Amerika merupakan negara yang berpengalaman oleh politik adu domba. Sudah cukup banyak negara yang tadinya aman, akhirnya bergolak. Mengacak-acak setiap negara yang tidak disukai pemimpinnya.

Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Amrika Kecewa, Penembakan Dubes Justru Pererat Hubungan Turki-Rusia"

Posting Komentar