Serentak semuanya mengangkat tangannya, mereka mengira pedang tersebut merupakan hadiah. Lantas beliau bersabda, “Siapakah yang berani mengambil pedang ini dengan menunaikan haknya?”
Semuanya menyadari di balik penawaran Rasulullah tersebut ada maksud yang tersembunyi, sehingga mereka pun mundur. Tetapi Abu Dujanah ingin mengambil pedang tersebut, lalu Nabi mengujinya dengan bertanya, “Apakah hak pedang ini yang harus ditunaikan?”
Maka ia menjawab, “Yaitu digunakan untuk memenggal kepala musuh hingga bengkok.”
Maka Abu Dujanah pun mulai menggunakan pedang tersebut untuk menumpas kepala orang-orang yang sesat. Terkadang ia bertempur di barisan sebelah kanan dan terkadang berada di kiri. Ia menghunjamkan pedang pada tengkorak mereka, lantas kepala mereka bergetar karena di dalamnya tertancap paku-paku Lâta dan ‘Uzzâ.
Ia juga mengeluarkan surban merahnya, lalu memakainya. Maka manusia pun sama berkata, “Bahaya, tidak ada yang boleh mendekat kepadanya.”[1]
Barangsiapa menjadikan singa yang rakus sebagai simbol keberanian
Maka yang menjadi bekalnya (di medan perang) ialah bantuan dan ransumnya berupa perampasan
Kecintaan pengecut akan hidup mendorongnya untuk berdiam diri
Sementara kerinduan pemberani akan kematian menghantarkannya ke medan perang
[1] Maksudnya, jika Abu Dujanah sudah memakai sorban merahnya, berarti ia akan bertempur tanpa mengenal takut. Musuh yang dijumpainya akan ditebas dengan pedangnya
Penulis : Dhani El_Ashim
Diambil dari Mashâri’ul ‘Usysyâq karya Dr. A’idh bin Abdullah Al-Qarni
0 Response to "Ketika Nabi Muhammad Bersabda : Siapa yang Berani Mengambil Pedang ini Dariku ? "
Posting Komentar