Pembunuh Dubes Rusia Ternyata Anggota Gulen yang Dipecat dari Kepolisian Turki Pascakudeta Gagal


ANKARA – Pameran foto yang diselenggarakan Kedutaan Besar Rusia di Ankara, Turki, Senin (19/12) malam, berakhir tragis.

Acara yang ditujukan untuk memperlihatkan kedekatan kedua negara diwarnai insiden penembakan terhadap Duta Besar (Dubes) Rusia Andrey Karlov. Pria berkacamata itu tewas di tangan pelaku bernama Mevlut Mert Altintas.

Pria berusia 22 tahun itu diketahui menyamar sebagai petugas kepolisian untuk masuk ke dalam gedung pameran. Mevlut juga menyerahkan kartu identitas yang menunjukkan dirinya tergabung dalam satuan anti huru-hara Kepolisian Turki. Dalam kartu tersebut, ia tercatat sebagai lulusan Sekolah Polisi Izmir.

Namun, seperti dimuat TASS, Selasa (20/12/2016), Mevlut ternyata sudah dipecat dari Kepolisian Turki usai kudeta militer. Ia dianggap terlibat dalam Organisasi FETO pimpinan Fethullah Gulen yang sampai sekarang masih 'dilindungi' Amerika, masih aman tinggal di Pennsylvania walau pemerintah Turki sudah mencoba keras agar Gulen diekstradisi. Organisasi tersebut merupakan dalang kudeta militer Turki yang gagal menggulingkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Mevlut Altintas sempat melepaskan tembakan peringatan ke udara sebelum menembak Andrey Karlov. Aksi tersebut dilakukannya sebagai bentuk protes sekaligus balas dendam atas kebijakan Rusia di Aleppo, Suriah. Satuan Pengamanan (satpam) gedung berhasil menembak mati Mevlut Altintas.

Pelaku menjadi salah satu dari puluhan ribu aparatur negara di Turki yang dipecat usai kudeta militer pada 15 Juli 2016. Mereka dianggap sebagai anggota atau terlibat dalam organisasi teroris pimpinan Fethullah Gulen. Kartu identitas yang diserahkan Mevlut kepada penjaga pintu masuk diyakini sebagai kartu identitas palsu. (Okezone)


WASPADA! Pembunuhan Dubes Rusia BUKANLAH Berita Menggembirakan, Ada Skenario Penghancuran Turki



ANKARA - Duta Besar (Dubes) Rusia untuk Turki, Andrei Karlov, tewas ditembak saat mengunjungi sebuah galeri foto di ibukota Turki, Antara, pada Senin (19/12) malam.


PEMBUNUHAN DUTA BESAR RUSIA DI TURKI BUKANLAH BERITA MENGGEMBIRAKAN

Hal tersebut bisa mengganggu upaya diplomasi Turki untuk membebaskan warga sipil yang msh terkepung di Aleppo.

Lebih parahnya lagi berpotensi menyeret Rusia dan Turki dalam peperangan langsung, yang semoga bisa dihindari. Selama ini Rusia tidak berani membuka front secara langsung dengan Turki. Namun di sisi lain Turki juga masih mnghindari kontak senjata langsung dengan Rusia.

Karena strategi Turki, Erdogan & AKP, yang harus kita pahami:

1. Turki masih dalam proses membersihkan diri dari pengkhianat-pengkhianat di dalam negri terutama dari kelompok Gulenist (FETO).

2. Turki belum 100% terbebas dari sekulerisme, proses desekulerisasi ini perlu dilakukan secara hati-hati & bertahap oleh Erdogan beserta AKP untuk mnghindari goncangan yang malah merugikan perjuangan.

3. Turki meskipun merupakan negara terkuat kedua, secara militer, di antara negara-negara NATO. Namun persenjataan berat belum 100% diproduksi sendiri. Itu yang sedang dilakukan oleh Erdogan, antara lain saat ini Turki sedang membangun produksi tank-tank berat (MBT), pesawat tempur, senjata laser, misil, radar, & mesin2 dari dalam negri sendiri.

4. NATO posisinya selalu tidak jelas dalam mensikapi perang & krisis kemanusiaan di negri-negri muslim. Sehingga sulit diharapkan bantuannya oleh Turki.

5. Harapannya adalah pada koalisi negara-negara Islam. Namun itupun masih seumur jagung terkonsolidasi. Ironisnya masih ada beberapa negara Islam belum tergabung karena negaranya masih dikuasai penguasa-penguasa boneka yang malah lrbih dekat pada syiah iran, komunis china, & kepentingan zionis.

6. Negara-negara Islam anggota koalisi itupun juga belum mampu memproduksi persenjataan-persenjataan berat secara mandiri. Ketergantungan persenjataan dapat digunakan negara-negara pemasok untuk mendiktekan kepentingannya pada negara-negara Islam ketika membutuhkan pasokan senjata. Itu yang sedang ingin diurai oleh Turki dengan membangun produksi persenjataan beratnya, bukan hanya untuk mensuplai kebutuhan dalam negri namun juga negara-negara Islam lainnya.

7. Penjajahan & berkuasaannya penguasa-penguasa boneka di negeri-negeri Islam dalam waktu lama telah melumpuhkan kemampuan riset & teknologi kaum muslimin khususnya dalam penguasaan persenjataan berat. Penguasa-penguasa boneka telah digunakan para penjajah, dari barat maupun timur, untuk meninabobokan, menekan, & melemahkan kaum muslimin untuk bangkit. Sehingga memudahkan mereka untuk terus mengeksploitasi kekayaan negri-negri muslim. Itulah yang terjadi di Suriah, Turki sebelum era AKP & Refah, Indonesia, & negri-negri muslim lainnya yang rata-rata kaya sumber daya alam.

8. Riset & teknologi, khususnya persenjataan, merupakan salah satu kunci memegang peradaban dunia. Itulah salah satu kunci dulu Muhammad Al Fatih mampu menaklukkan Konstantinopel. Itu pulalah salah satu kunci Islam mampu memimpin peradaban dunia sejak abad ke-5 hingga abad ke-19 awal. Juga salah satu kunci Barat memimpin peradaban dunia saat ini.

9. Kesadaran ummat Islam pada kekuatannya, jika mau kembali pada Qur'an & Sunnah, masih membutuhkan waktu. Termasuk pelurusan terhadap pemahaman-pemahaman yang merusak, baik yang menyeret pada penyimpangan ke arah liberal maupun penyimpangan ke arah ekstrim.

10. Turki, Erdogan, masih berharap Rusia dapat mncabut dukungan militer maupun politiknya terhadap rezim Basar al Asat melalui berbagai upaya diplomatik yang sedang dilakukannya. Kalau Rusia sudah mau hengkang dari Suriah, sebenrnya Asat, Syiah, & Iran ini lemah. Jika Rusia hengkang maka komunis china, yang diam-diam juga menyokong rezim asat, pun kemungkinan juga akan menarik dukuangannya.

Tindakan-tindakan gegabah & emosional tanpa perhitungan bisa berakibat pada berantakannya strategi perjuangan secara keseluruhan. Apalagi oleh individu-individu yang bertindak semaunya sendiri seperti yang dilakuan oleh penembak duta besar Rusia tersebut.

Meskipun belum bisa dipastikan pelaku tersebut brasal dari kelompok mana. Atau malah jangan-jangan dari kelompok Gulenist lagi yang masih tersisa, seperti pilot Turki yang menembak jatuh pesawat Rusia tahun lalu, dengan tujuan memperkeruh suasana & menghancurkan strategi perjuangan Erdogan beserta AKP-ny. Allohu'alam...

(UPDATE: Ternyata benar. Pembunuh Dubes Rusia Ternyata Anggota Gulen yang Dipecat dari Kepolisian Turki Pascakudeta Gagal. Baca LINK INI)

Tapi itu telah terjadi, kita hanya bisa berharap semoga hal seperti itu tidak terulang lagi. Serta mari terus berharap & berdo'a semoga upaya Turki untuk membebaskn rakyat Suriah yang terkepung, khususnya di Aleppo, tetap segera berhasil. Sehingga tidak semakin banyak lagi korban kejahatan perang & kemanusian berjatuhan, yang dilakukan basar al asat, syiah, iran, komunis china, & rusia. Aamiin. (M.a. Fibrant)
Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to " Pembunuh Dubes Rusia Ternyata Anggota Gulen yang Dipecat dari Kepolisian Turki Pascakudeta Gagal"

Posting Komentar