Rahman Sabon Nama pengamat politik senior Minggu 18 Desember 2016 mempertanyakan 12 nama tokoh nasional yang dianggap pahlawan sehingga wajahnya akan terpampang pada desain uang rupiah baru.
Bank Indonesia yang diberi otoritas sesuai Undang Undang No.7 tahun 2001sebagai satu2nya lembaga yang berwenang menerbitkan uang,peredaran dan pencabutan/penarikan mata uang rupiah. Sebagai alat tukar resmi untuk masyarakat Indonesia maupun dunia,sehingga menjadi pertanyaan sepertinya ada rekayasa kepentingan Sara pada nama nama itu.Apakah karena gambar rupiah yang saat ini digunakan diianggap tidak wewakili kepentingan Sara dan kebhinekaan sehingga NKRI rapuh..?
Terkait dengan hal ini saya menghimbau agar anda pemangku kepentingan harusnya berfikir jauh kedepan untuk persatuan dan kesatuan bangsa dalam kebhinekaan,jangan berfikiran picik menghendaki mayoritas toleran tetapi kita sendiri yang tidak toleran. menjadi suatu pertanyaan siapa yang mengusulkan karena wajah yang terpampang di uang rupiah itu harusnya benar benar pahlawan.
Apa kriteria menjadikan Tjut Meutia dipilih sebagai pahlawan,yang kepahlawanannya tidak nampak bila dibanding dengan Tjut Nyakdien atau Laksamana Malahayati seorang perempuan Aceh berumur 16 tahun secara heroik memimpin Armada Perang Angkatan Laut mengalahkan Belanda dan Belanda tidak mampu mengalahkannya.
Rahman Sabon
Juga Frans Kaisepo setahu saya dia bukan pahlawan,apa jasa kepahlawanannya,kalau hanya untuk mengakomodir kepentingan politik orang Papua,menurut saya dengan gambar masyarakat Papua dalam uang rupiah baru sdh cukup.
Yang lucu lagi adalah nama TB.Simatupang dimana kepahlawanannya …?orang yang tidur dirumah dibunuh oleh gerakan PKI dan jadi pahlawan,kenapa bukan Ahmad Yani sebagai pahlawan revolusi atau Ade Irma Nasution.Kalau untuk mewakili kepentingan politik orang Batak kenapa tidak Jendral Besar Abdul Haris Nasution..? Dia jendral besar bintang lima yang disegani dunia dan buku karangannya tentang perang gerilya digunakan dan panduan tentara Amerika dan Barat..atau kenapa bukan Tuanku Imam Bonjol .ini aneh bin ajaib kriteria pahlawannya dimana.
Tokoh Islam Idham Khalid mantan Ketua DPR/MPR mantan Ketua Umum PB NU apakah beliau pahlawan..?patut dipertanyakan kenapa bukan KH.Hasyim Asyari atau KH.Ahmad Dahlan,..?jadi menurut saya kriterianya harus jelas dan harusnya benar benar pahlawan atas kemerdekaan negeri ini.
Yang membuat saya lebih bingung lagi adalah nama Herman Yohanes mantan rektor Universitas Gajahmada asal Nusa Tenggara Timur (NTT),siapa yang memberi gelar pahlawan padanya dan pahlawan apa,yang benar benar pahlawan dari NTT yang mengusir Belanda dan Portugis dari tanah NTT ke Timor Leste adalah pahlawan Ratu Loli dengan gelar Kapitan Lingga Ratu Loli (nama Ratu Loli bukan suku Ratu Loli) dari Adonara ,NTT.
Sebagai ahli perang dari NTT diminta oleh Kerajaan Buton Bau-Bau Sulawesi ,ditunjuk sebagai panglima perang Angkatan Laut mengusir Belanda di Kerajaan Lingga Kep.Riau sehingga bergelar Kapitan Lingga,jadi kenapa harus Prof.Herman Johanes….? Juga nama Husni Thamrin tokoh teater/seniman Betawi ,kenapa bukan Pangeran Jayakarta.
Dan juga I Gusti Ketut Pudja dari Bali, dalam pelajaran sejarah ketika masih di bangku Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama saya tidak menemukan nama ini apakah dia tokoh atau pahlawan bidang apa,jadi menurut saya seharusnya orang Bali yang memiliki jasa yang telah dirasakan manfaatnya baik oleh masyarakat Indonesia maupun dunia adalah penemu Konstruksi Cakar Ayam.
Kenapa Sri Sultan Hamengkubowono IX tidak tercantum dalam uang rupiah baru, padahal tanpa Sri Sultan dan Kerajaan Mataram Yogjakarta belum tentu Indonesia merdeka.
Rahman Sabon Nama mengingatkan pada pemerintah agar jangan ada rekayasa terselubung terkait 12 wajah tokoh nasional dan pahlawan yang wajahnya terpampang pada uang rupiah baru 2016 karena rakyat tidak bodoh. [repelita]
0 Response to "Rekayasa Terselubung Kepentingan SARA Tergambar dalam Uang Rupiah Baru ? "
Posting Komentar